Rabu, Januari 04, 2012

Sepercik Curahan Jiwa


Sudah cukup lama aku tak mengetukkan kesepuluh jemari ini diatas keyboard untuk menggoreskan warna di atas layar ini. Layar yang sebenarnya tak mengerti apapun yang aku goreskan.
Pertama kalinya aku menorehkan cerita nyataku disini. Aku harap tulisan ini bukan sebuah bencana untukku. Ini hanyalah sepercik curahan jiwaku yang tak sempat tersampaikan oleh bibir ini.
Sudah cukup lama aku merasakan keanehan yang menerpa diriku. Beberapa kali aku merasa tak dapat membedakan arah. Jangankan arah utara, selatan, timur dan barat, Arah kanan dan kiri pun terkadang terlupakan olehku. Seperti sebuah mimpi yang tak pernah terjaga, tatapanku mulai kosong, seperti tercuci bersih otak ini, seketika semua ingatan hilang, kemudian kembali seperti semula. Seperti komputer yang ter-restart. Tiba-tiba saja aku melupakan banyak hal disekitarku hanya dalam waktu sekejap saja. Keanehan ini terus aku rasakan beberapa waktu ini. Ini membuatku sedikit terganggu. Terlebih lagi sebuah rahasia besar yang terus kusimpan hingga kini membuatku cukup tersiksa.
Aneh rasanya bila ku ceritakan hal ini. Ini sebuah kebingungan yang tak kutemukan jawabannya. Entah pada siapa ku harus bertanya, aku tak mengerti mengapa keanehan ini terjadi. Kehilangan arah secara tiba-tiba. Ini membuatku bekerja lebih lambat.
Tak hanya itu, sering kurasakan 'de javu'. Apa sebenarnya makna 'de javu' itu pun aku tak begitu memahaminya. Seperti sebuah mimpi yang menjadi nyata, seperti kita sudah pernah melakukan hal yang sama. Semua terkesan pernah terjadi, dari mulai kejadian, orang yang di dalamnya hingga ucapan-ucapan yang terurai. Percaya tak percaya sebenarnya dengan hal semacam itu. Tapi hal itu seringkali terjadi.
Satu hal lagi yang mungkin orang tak menyangka itu ada padaku. Aku seringkali tak dapat membedakan huruf 'b' dengan 'p' atau 'c' dengan 'j' atau 'k' dengan 'g' atau 'r' dengan 'l'. Sejak kecil aku sudah merasakan itu, tapi kusembunyikan itu semua, aku berpura-pura bisa menulis dengan lancar tanpa gangguan apapun. Padahal kenyataannya ada beberapa huruf yang sulit kubedakan. Bahkan hingga kini pun aku sering terbalik-balik dalam menuliskan huruf itu. Aku terus belajar dan mencoba menyukai menulis agar aku dapat membedakan huruf-huruf itu. Aku salin terus menerus catatan yang aku punya. Hingga akhirnya kini aku mulai dapat membedakannya dengan lebih cepat, meski terkadang tetap ada beberapa huruf yang terbalik.
Tulisanku pun tak seindah tulisan kakak-kakakku yang lain, hingga sebesar ini tulisanku tak indah. Sempat terpikirkan, apakah aku memiliki penyakit 'disleksia'?.
Ya sudahlah, bila memang aku memilikinya pun tak apa.
Dan kini yang masih aku bingungkan adalah masalah begitu pelupanya aku. Dalam sekian detik aku dapat melupakan beberapa hal. Pemikiranku semakin lamban yang kurasakan kini.
Mungkin ibarat komputer, freespace di dalam hardiskku sudah semakin kecil dan RAMnya pun tak sebaik dahulu, sudah banyak bagian yang bekerja tak sempurna. Itulah aku kini.

Followers List

Kategori

Lirik (3) Notes (2) Puisi Absurd (12) Story (8) Tugas Kuliah (7) Video (2)