Mengutip
dari apa yang diungkapkan Einsten, “Tuhan tidak melempar dadu”. Ya, Tuhan
memang tidak melempar dadu, kalau Tuhan melempar dadu, maka semua hal di dunia
ini adalah kebetulan bukan? Tuhan tidak bermain main dengan apa yang Dia
ciptakan. Kalau semua serba kebetulan, apa jadinya dunia ini? Ketika dadu itu
mengeluarkan tanda kiamat, maka habislah kita dan seluruh alam semesta. Dan
Tuhan tidak semain-main itu. Tuhan telah menentukan takdir kita semua. Tapi
bukan berarti juga kita dapat bersantai tanpa melakukan apapun maka kita
menjadi kaya. Harus ada usaha untuk meraih sesuatu.
Tuhan
menciptakan manusia sebagai makhluk yang luar biasa. Makhluk yang penuh
misteri. Manusia adalah makhluk yang memiliki akal. Manusia dapat berfikir
dengan akalnya, berbeda dengan binatang, tanaman, atau makhluk lainnya.
Apakah
Tuhan menciptakan manusia itu sama persis? Tidak, setiap manusia memiliki
perbedaan satu sama lainnya, bahkan manusia yang terlahir kembar pun masih
memiliki perbedaan. Dalam ranah logika, Aristoteles membedakan antara substansi
dan bentuk. Ketika kita mengelompokkan sesuatu, kita mengorganisirnya
berdasarkan kesamaan bentuknya meskipun tak benar-benar 100 persen sama. Bentuk
itu merupakan ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing benda. Berbeda dengan
substansi, substansi merupakan bahan untuk membuat benda-benda, lebih kepada
sifat individual. Masing-masing orang memiliki ciri khas yang serupa, sehingga
masuk kedalam kelompok manusia, tetapi yang membedakan dari masing-masing orang
tersebut adalah sifat indiviualnya atau substansinya.
01/05/14 23:00