Rabu, Oktober 31, 2012

Gelap Mulai Terang


Setelah sekian lama, kini aku merasakan sebuah rasa yang selama ini tak pernah tergambarkan olehku. Hanya persepsi orang yang aku dapati selama ini. Sebuah rasa yang ternyata penuh warna, rasa dimana semua terlihat buta, rasa dimana semua terkesan indah namun seketika dapat menjadi petaka.
Awalnya terbersit perasaan takut, ketakutan yang tak terucap. Seperti seorang bayi mencoba untuk turun ke lantai, mencoba langkah pertama untuk menapaki hidup. Seperti seorang pilot untuk pertama kalinya menerbangkan pesawat beserta awaknya. Ketakutan yang ingin dijalankan, begitulah keadaannya.
Seperti dalam kegelapan, kucoba meraba hatiku sendiri, mencoba merasakan apa yang sebenarnya ada di dalam hati ini.
Seolah semua terasa gelap, dengan rasa takut namun penuh harap, aku mencoba memasuki ruangan yang tak kukenali. Gelap, benar-benar gelap semuanya, tak ada cahaya. Semua tak terlihat. Satu per satu langkah kaki ini ku jalani meski kedua tangan ini tetap meraba keberbagai arah, mencari sebuah benda atau apapun itu untuk kujadikan penyangga tubuh yang lemah ini. Benar-benar kurasakan seperti seseorang yang buta. Ingin kuteriak, ingin kumenangis, ingin ku berlari, tapi aku tak bisa. Seperti telah terkurung di ruangan ini.
Sebuah kekuatan dalam diri ini memaksaku untuk tetap berdiri dan melangkah maju. Perlahan kudapati sebuah benda, tapi aku tak mampu melihatnya, karena gelap masih menerpaku. Entah seperti apa benda itu, hanya bisa kuraba, hanya bisa kurasakan. Tapi, benda itu terasa belum berdiri kokoh, benda itu masih terasa mudah goyah. Akupun tak berani mengambilnya, lama aku terdiam, mencari tahu, membayangkan, merasakan dan menerka-nerka, apakah benda itu, mampukan benda itu menolongku dalam gelap ini. Ribuan tanya muncul dalam benak ini.
Langkahku terhenti pada titik itu, hanya untuk mencari tahu apa sebenarnya benda itu. Makin lama, makin kurasakan benda itu, makin membuatku penasaran. Oh Tuhan, apakah ini, selalu muncul tanya dalam diriku. Jiwa ini merasa tak tenang, petakakah benda ini atau penolongkah? Detik-detik ini terasa makin berjalan lambat, hanya untuk mencari tahu,  hanya untuk bertanya-tanya, membuat waktu berjalan lebih lambat.
Terasa begitu sangat lama, hingga perlahan benda itu terasa makin keras, makin kuat, makin kokoh. Benda yang terasa tak aneh lagi, mulai memunculkan cahaya, pelan dan pelan cahaya itu mampu menerangiku. Membuat mataku perlahan mampu melihat meski masih sangat redup.
Masih ragu untukku membawa benda itu, masih ragu untukku melangkah kembali. Tapi hati ini sudah lelah, lelah untuk terus diam, lelah untuk menunggu. Kuputuskan untuk mengambil benda itu, redupnya cahaya masih belum mampu membuatku melihat dengan jelas. Benda itu ternyata lebih kuat dari yang kuduga, tak sekedar memunculkan cahaya, ia pun mampu menyangga tubuhku yang semakin lemah ini.
Satu per satu warna muncul dari benda itu. Detik demi detik benda itu mampu menopang tubuhku. Langkah demi langkah benda itu mampu membawaku maju. Sungguh aneh, tapi perasaanku semakin tenang. Gelap sudah mulai terang.
(**hingga akhir juni)

Followers List

Kategori

Lirik (3) Notes (2) Puisi Absurd (12) Story (8) Tugas Kuliah (7) Video (2)