Rabu, Oktober 24, 2012

Sosok yang Bersahaja


(Tugas Feature UAS Jurnalistik Media Cetak_12 Juli 2012_Dosen: P.Chusmeru)
Rumah yang tinggi dan luas, terlihat sederhana namun tetap elegan membuat orang tak bosan untuk melihat dan melewatinya. Meski berada di sebuah desa kecil di bawah kaki gunung slamet, rumah itu terlihat tetap mempesona bagi seluruh warga desa tersebut. Terletak di desa Kemutug Lor rt 03 rw 03 Kecamatan Baturraden, rumah yang paling menonjol diantara yang lain dengan deretan bendera merah berlambangkan banteng itu berdiri kokoh dan selalu ramai.
Di dalam rumah yang sederhana tersebut, tergeletak kursi-kursi bambu yang indah dengan hiasan berbagai boneka hewan seperti harimau, singa, ular, dan lain sebagainya yang menambah keindahan ruang utama. Sosok yang gagah dan berwibawa menyambut kedatangan tamu yang datang. Seorang tokoh yang patut dibanggakan dengan berbagai pengalaman dan kelebihan yang beliau miliki.
Bapak Sardi, begitulah biasanya beliau dipanggil. Seorang wakil ketua fraksi PDI Perjuangan dan juga merupakan Wakil Komisi A DPRD Kabupaten Banyumas yang santun dan berhaja ini merupakan salah satu tokoh politik di Kabupaten Banyumas. Perjalanan yang tak mudah telah beliau lewati sebelum akhirnya masuk menjadi anggota DPRD.
Sebelum masuk menjadi anggota DPRD, Pak Sardi merupakan pengurus partai PDI Perjuangan tingkat kecamatan. Melalui rapat pleno ranting, yakni rapat pengurus partai politik di tingkat desa kemudian dilanjutkan dengan tindak lanjut rapat pleno PAC yang dilanjutkan dengan pengusulan melalui PAC Kecamatan Baturraden lalu ke tingkat kabupaten, provisi dan akhirnya sampai di Jakarta. Mekanisme tersebut beliau lalu untuk menjadi anggota DPRD periode 2004 sampai 2009. Itulah periode pertama beliau memasuki wilayah DPR di Daerah Banyumas.
Pada tahun 2009, beliau diusulkan kembali untuk menjabat di DPRD melalui mekanisme rapat pleno ranting kemudian dilanjutkan ke kecamatan lalu ke DPC baru ke provinsi dan terakhir ke Jakarta. Setelah sampai di Jakarta dan disahkan, barulah mengisi administrasi yang diperlukan untuk menjadi anggota DPRD. Beliau ini merupakan anggota dewan yang berasal dari daerah pemilihan III, yakni wilayah Cilongok, Baturraden, Kedungbanteng, Sumbang, dan Karang Lewas.
Hampir dua periode, Pak Sardi dipercaya melayani masyarakat. Untuk periode kedua ini, hanya tinggal dua tahun lagi. Namun, ia tetap bisa mencalonkan diri sebagai anggota DPRD karena tak ada batasan periode jabatan ataupun usia. Hanya saja, ketika sudah menjadi anggota dewan, tidak diperkenankan untuk memiliki pekerjaan ganda, harus benar-benar fokus dalam melayani masyarakat.
Sebelum menjadi anggota dewan, pria kelahiran Banyumas, 10 Juni 1968 ini merupakan salah satu dosen di Universitas Jenderal Soedirman. Beliau dipercaya untuk mengajar di Sastra Inggris dan Peternakan. Keahliannya berbahasa inggris beliau matangkan saat menduduki bangku kuliah dengan mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Universitas yang bernama SEF. SEF merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa yang mendalami bahasa inggris. Di Sastra Inggris, beliau dipercaya untuk mengajar bahasa pergaulan atau bahasa sehari-hari dalam bahasa inggris.
Selain di Universitas Jenderal Soedirman, beliau juga sempat mencicipi bangku kuliah di Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto di jurusan yang sama ketika beliau berada di Unsoed, yakni peternakan yang membedakan hanya spesifikasi jurusannya saja. Beliau merupakan sosok yang aktif berorganisasi, tak hanya saat di kampus. Sejak SMP, beliau sudah merasakan bagaimana rasanya berorganisasi meski masih di tingkatan intern sekolah. Saat SMA ia sudah mulai aktif diluar sekolah sebagai seorang aktivis kepemudaan di Banyumas dan kepemudaan di tingkat desa. Hingga kini pun beliau masih menjadi aktivis kepemudaan, yakni ketua HPI (Himpunan Pariwisata Indonesia) tingkat Kabupaten dan Wakil Ketua HPI tingkat Provinsi.
Aktivitas beliau cukup padat, sebagai wakil ketua fraksi PDI Perjuangan dan wakil ketua komisi A di DPRD, beliau bertanggung jawab untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. Komisi A yang bergerak di dua belas sektor diantaranya  hukum, organisasi, kepegawaian, diklat, bapeda, lingkungan hidup, adm kependudukan, dsb harus beliau tangani dengan baik.
Meskipun aktivitas yang padat, beliau tak pernah lelah menyambut kedatangan warga yang berkunjung, dengan kumis tebal dan paras bersahaja, beliau rela berdiskusi dengan santai, bahkan segelas teh manis pun disuguhkan oleh istrinya. Suara kedua anak lelaki kecil yang bercanda tawa membuat suasana wawancara menjadi nyaman dan menyenangkan. Perjalanan hidup seorang Sardi Susanto, S.Pt memang patut dicontoh. Beliau sudah aktif berorganisasi semenjak kecil hingga membuatnya menjadi seorang besar seperti sekarang ini.
Dengan kerendahan hatinya, beliau mau berbagi apapun yang masyarakat inginkan. Ketika saya menyebutnya sebagai seorang tokoh politik, ia tertawa dan merasa hal itu terlalu tinggi karena disebut sebagai tokoh. Akan tetapi, hal tersebut memanglah tepat disematkan kepadanya. Sesosok tokoh dengan kesahajaannya memberikan kehangatan bagi semua lapisan masyarakat. Tanpa diminta pun masyarakat akan menghormatinya dengan sikap yang ia tunjukan pada orang lain.
Memang seorang yang patut dibanggakan, beliau akan sangat merasa sedih, jika tidak dapat menyampaikan aspirasi dari masyarakat. Ketika beliau tidak mampu memperjuangkannya pun beliau akan sangat merasa sedih. Namun, dibalik itu semua, dia merasa bangga bisa dipercaya masyarakat dan bisa berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat.

Followers List

Kategori

Lirik (3) Notes (2) Puisi Absurd (12) Story (8) Tugas Kuliah (7) Video (2)